Wednesday, July 28, 2010

Arca Itu - versi 2

Arca itu
Melata ia berdiri
Berceracak di atas hamparan bumi
Kaku
bisu
bersama kelunya suasana
Pasaknya teguh
atas gembur tanah merah
Di hujung kampung
di tepi sebuah masjid

Atasnya
Terukir nama sang pemilik
berbintikan bonda pengasih
Beserta satu tarikh
mahukah kamu arca itu?
tidak?
sekarang mungkin saja
tapi
arca ini akan jua
menghiasi atas kamarmu
Seandainya kiamat belum tiba

Pabila melihat arca itu
Aku terdiam
Berfikir
nasib apakah penghuni di bawahnya?
selesakah ia?
Adakah derita?
Hening sekitar tidak mampu
menyingsingkan berita buat khabaran dunia
Yang pasti
hanya bayu nan sepi
bersama suramnya bebayang kemboja
menemaniku penuh setia

dari perut mobil
sekilas mataku melambai medan itu
"sejahtera ke atasmu wahai ahli kubur"
bisikan sejahtera melepasi halkumku
Subur pohonan bagai memayungi arca itu
dari bahang panasnya hujan
dan balutan sejuknya rintis sinaran mentari
Namun
siapakah mampu
melindungi sang pemiliknya
dari seksa tanpa belas
dari derita yang ganas
melainkan iman
amal
serta doa anak yang soleh
dijadikan bekal
dalam bepergian

Sahabat
arca itu adalah sang batu nisan
yang begitu setia menemani mereka
Dan kamar itu
kuburan yang mereka menghuninya
Di sini
Ingin aku bertanya
apakah kamu, aku dan semua
pembaca nukilan ini
apakah benar
kita anak yang soleh dan solehah?
yang hanya doanya
bisa meringankan beban
penghuni
daerah bertandakan arca
sang pemilik
yang mungkin siapa jua
termasuk kita
mahupun
ayah bonda

usah beritahu aku
apa jawapnya
cukup
sekadar kau tahu
statusmu di sisi Yang Esa

0 comments: